Tangkuban Perahu Legenda ataukah Erupsi Gunung Sunda Purba?
Ketika kita berwisata ke Bandung,tidak puas rasanya jika belum mendatangi panorama alam Gunung Tangkuban Perahu. Gunung yang menawarkan keindahan dan misteri tentang asal muasal gunung ini terbentuk selalu menarik perhatian pengunjung. Sampai saat ini, masih banyak masyarakat terutama di sekitar Subang dan Bandung yang memercayai adanya legenda Tangkuban Perahu dengan cerita rakyat "Sangkuriang". Lalu bagaimana sebenarnya fenomena Gunung Tangkuban Perahu terbentuk, apakah legenda ataukah Erupsi Gunung Sunda Purba?
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengungkapkannya dari dua versi yang berbeda.
A. Tangkuban Perahu sebagai legenda
Masyarakat Subang dan Bandung percaya bahwa terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu berkaitan erat dengan cerita rakyat "Sangkuriang". Sangkuriang jatuh cinta kepada ibunya sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan rencana Sangkuriang yang hendak menikahi ibunya sendiri,Dayang Sumbi memberikan syarat untuk membuat perahu dan telaga dalam waktu satu malam.
Dengan kekuatan dan bantuan dari jin,Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya,kalau saja tidak terdengar suara ayam berkokok yang menyebabkan para jin ketakutan dan lari meninggalkan Sangkurian sendirian. Sangkuriang yang marah menendang perahu yang dibuatnya dan perahu tersebut terbalik. Perahu inilah yang akhirnya menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
B. Tangkuban Perahu adalah Erupsi Gunung Sunda Purba
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Van Bemmelen (1934) dapat diketahui bahwa Gunung Tangkuban Perahu terbentuk setelah meletusnya Gunung Sunda Purba. Gunung ini mengalami letusan hebat sekitar 50.000 tahun yang lalu. Begitu dahsyatnya letusan ini sehingga meninggalkan lubang menganga dengan diameter 5-10 km, lubang menganga bekas letusan ini diberi nama Kaldera Sunda. Didalam Kaldera Sunda inilah terbentuk Gunung Tangkuban Perahu.
Pada bulan Juli tahun 2019 yang lalu,kita dikagetkan dengan erupsi Gunung Perahu meskipun tidak terlalu besar intensitasnya . Apakah sebelumnya Gunung Tangkuban Perahu pernah mengalami erupsi? Dibawah ini akan diuraikan peristiwa erupsi yang pernah terjadi di Gunung Tangkuban Perahu:
- Tahun 1829: Letusan berupa abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
- Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
- Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu
- Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
- Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
- Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
- Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
- Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
- Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
- Tahun 1971: Letusan freatik
- Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
- Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
- Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
- Tahun 1999: Peningkatan aktivitas
- Tahun 2002: Peningkatan aktivitas
- Tahun 2005: Peningkatan aktivitas
- Tahun 2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari (5-10 Oktober 2013)
- Tahun 2019: Gunung tangkubanparahu kembali mengalami erupsi jumat sore (26/7/2019) pukul 15:48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik.
Tipe Gunung Api
Gunug Berapi dibedakan menjadi 3 tipe yaitu bentuk Perisai,Maar dan Strato
1. Tipe Perisai
Gunung tipe ini bentuknya sangat landai seperti perisai, lava yang dikeluarkan sangat cair, tekanan gas rendah, dapur magma sangat dangkal dan keluarnya magma secara efusif/meleleh.
Contoh gunung yang bertipe ini adalah gunung yang letaknya di kepulauan Hawai (Samudera Pasifik) yaitu Gunung Mauna Kea, Mauna Load an Kilauea.
2. Tipe Maar
Gunung tipe ini disebabkan karena adanya letusan eksplosif yang cuma terjadi 1 kali materi dengan muntahan berbentuk elflata. Oleh karenanya dapur magma cenderung dangkal dan kandungan gas di dalam magma tidak terlalu banyak, sebab letusan dari gunung api maar ini tidak terlalu kuat,sehingga hanya membentuk dinding gunung yang bentuknya berupa tanggul di wilayah lubang kawah. Contohnya berupa Gunung Lamongan ( Jawa Timur ), Gunung Monte Nuovo ( Naples, Italia ) dan Gunung Pinacate ( Sonora, Mexico )
3. Tipe Strato
Gunung tipe ini disebabkan oleh erupsi yang bergonta ganti antara eksplosif dan efusif, jadi memerlihatkan batuan beku dengan berlapis-lapis di dinding kawahnya. Batuan yang berlapis tersebut asalnya dari pembekuan lava dan juga eflata yang saling bergantian. Hampir dari seluruh gunung api yang ada di Indonesia bertipe ini. Contohnya Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Semeru, dan juga Gunung Tambora.